RADIATOR
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perpindahan Panas
Yang dibina oleh Bapak Dr. Muhammad
Alfian Mizar M.P
Oleh :
Abiria Bagus Issari (160511609248
/2016)
Afif Fakhoor Rohman
(160511609262 /2016)
Arfa’ Dhiaulhaq Firdaus Al Rasyid (160511609275 /2016)
Aris Setiawan (160511609209 /2016)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
TEKNIK
PENDIDIKAN
TEKNIK MESIN
Desember
2017
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Alloh SWT yang Maha pengasih lagi maha penyayang. Kami panjatkan
puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan revisi makalah saya
yang berjudul “ SISTIM PERPINDAHAN PANAS
RADIATOR ”.
Makalah
ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber buku maupun pihak lain sehingga dapat memperlancar pembuatan revisi
makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan revisi makalah ini.
Kami
berharap semoga makalah saya yang “
SISTIM PERPINDAHAN PANAS RADIATOR ”. ini dapat memberikan manfaatnya untuk teman
teman, khususnya fakultas teknik jurusan permesinan.
Malang,
01 Desember 2017
penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang permasalahan ....................................................... 1
1.2 Tujuan penulisan .......................................................................... 2
1.3 Fungsi penulisan .......................................................................... 2
1.4 Metodologi pulisan ...................................................................... 2
1.2 Tujuan penulisan .......................................................................... 2
1.3 Fungsi penulisan .......................................................................... 2
1.4 Metodologi pulisan ...................................................................... 2
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Prinsip
prisip perpindahan panas ................................................. 3
2.2 Perpindahan panas radiator ......................................................... 5
2.3 Radiator ....................................................................................... 6
2.4 Bagian - bagian radiator .............................................................. 9
2.5 Alat – alat penunjang radiator...................................................... 10
2.6 Perpindahan panas radiator ......................................................... 14
2.2 Perpindahan panas radiator ......................................................... 5
2.3 Radiator ....................................................................................... 6
2.4 Bagian - bagian radiator .............................................................. 9
2.5 Alat – alat penunjang radiator...................................................... 10
2.6 Perpindahan panas radiator ......................................................... 14
BAB III METODE
3.1 Langkah -
langkah penelitian ....................................................... 18
BAB IV
4.1 Dimensi
radiator .......................................................................... 21
4.2 Perhitungan daya ......................................................................... 22
4.2 Perhitungan daya ......................................................................... 22
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 27
5.2 Saran ............................................................................................ 27
5.2 Saran ............................................................................................ 27
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Permasalahan
Pada
kehidupan sehari-hari alat transportasi menjadi sarana penting dalam menunjang tujuan dari rencana kita. Zaman sekarang alat transportasi baik darat, laut dan udara mengalami
kemajuan pesat. Pesawat
udara, kapal laut dan bus angkutan menjadi alternatif pilihan yang banyak
digunakan orang. Kalau kita lihat dari mayoritas alat angkut tersebut kebanyakan menggunakan mesin motor bakar sebagai
penghasil dayanya. Penulis memilih jenis motor bakar yang digunakan pada
kendaraan umum, mobil misalnya. Pada jenis kendaraan ini umumnya menggunakan
alat pendingin berupa radiator untuk menjaga suhu mesin agar tetap optimal. Sering kita sebagai pengguna
kendaraan ini menganggap remeh peran dari radiator.
Salah
satu yang menjadi latar belakang dari penulisan ini adalah pengalaman pribadi
penulis. Ketika perjalanan keluar kota, tiba-tiba mesin tidak bertenaga dan
terjadi bunyi menggelitik yang sering. Pada indicator suhu, menunjukan bahwa
temperatur sudah melebihi dari batas yang diizinkan, kemudian mesin langsung
dimatikan.
Ketika
diperiksa pada bagian mesin dan alat pendingin, ternyata air pada radiator sudah tidak ada.Kemudian kami mengisi air radiator hingga penuh dan suhu mesin turun. Pada
saat meneruskan perjalanan, ternyata terdapat beberapa tempat yang mengeluarkan
uap air yang mengakibatkan air menjadi menguap dan habis.Suhu mesin meningkat
cepat dan tidakbertenaga.
Dari
peristiwa tersebut penulis mencoba menganalisa hubungan antara effisiensi mesin dan pendinginan radiator. Secara sederhana penulis ingin mengetahui besar kalor yang dihasilkan pada mesin dan besar kalor yang dapat diredam oleh radiator. Pada
motor bakar otto, terbakarnya campuran uap bensin dan udara mengakibatkan
naiknya temperatur ruang bakar. Temperaturnya mencapai sekitar 2500 0C
dan ini dapat merusak komponen di dalamnya.
1.2 Tujuan penulisan
Tujuan
dari penulisan ini adalah :
1.
Mengetahui sifat dan fungsi radiator.
2.
Mengetahui hubungan temperatur radiator
dengan effisiensi mesin.
1.3 Fungsi
penulisan
Fungsi dari penulisan ini adalah :
1.
Mahasiswa dapat mengetahui sifat dan
fungsi radiator
2.
Mahasiswa dapat mengetahui hubungan
temperatur radiator dengan effisiensi mesin.
1.4 Metodoligi penulisan
Penulisan
tugas akhir ini terdiri dari lima bab yang membahas tentang sifat dan fungsi
radiator serta mengetahui
temperature radiator dengan efisiensi mesin. Teori pendukung, perhitungan dan
analisa dari hasil pengujian, serta satu bab mengenai kesimpulan dan
saran-saran tambahan
lainya, yang dilakukan dengan menggunakan studi literatur, melalui pengumpulan
data dan
referensi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada
bab ini akan diuraikan teori yang mendukung pendinginan pada radiator. Sesuai
dengan tujuan penulisan maka teori mengenai kalor dan fluida adalah bagian
utamanya. Untuk itu penulis membagi landasan teori pada bab ini menjad itiga bagian yaitu pada motor bakar, air (fluida) dan radiator.
2.1 Prinsip - prinsip perpindahan panas
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahannya energy dari suatu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut.
Ada tiga cara yang dikenal dalam proses perpindahan panas,yaitu:
a.
Perpindahan Panas
secana Konduksi
Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu
lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair, atau gas) atau antara
medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung. Dalam aliran panas konduksi perpindahan
energy terjadi karena hubungan molekul secara langsung tanpa adanya perpindahan
molekul yang cukup besar.Ilustrasi perpindahan panas secara konduksi dapat
dilihat pada Gambar
Gambar 2.1 perpindahan panas
secara konduksi
Rumus perpindahan pnas secara
konduksi
Dan
Keterangan :
Qk : laju aliran panas secara konduksi (W)
Ak : luas perpindahan panas secara konduksi (m)
K : konduksi termal bahan (W/m)
Lk : tebal bahan (m)
Tdingin : temperatur yang lebih rendah suhunya (K)
T panas : temperatur yang lebih tinggi suhunya (K)
Rk : Tahanan termal untuk konduksi (K/W)
b.
Perpindahan panas secara konduksi
Konveksi adalah proses transport energy dengan kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan
mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energy antara permukaan benda padat dan cairan atau gas.
Rumusan perpindahan panas
secara konveksi adalah :
Dan
Keterangan :
Qa : Laju aliran panas dengan cara konduksi (W)
Aa : Luas Perpindahan panas secara konduksi (m2)
∆T : Beda temperature dari bagian permukaan dengan temperature lokasi (K)
ha : Konduktifitas thermal konveksi rata-rata(W/m2K)
Ra : Tahanan termal untuk konveksi (K/W)
c.
Perpidahan
panas secara radiasi
Perpindahan
panas radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda itu terpisah di dalam ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa diantara benda-benda tersebut. Panas radiasi dipancarkan oleh suatu benda
dalam bentuk kumpulan (batch) energi yang terbatas atau quanta.
Rumus
perpindahan panas secara radiasi :
Keterangan :
ɛi : Emisitasi
ɑ : 5,67.10-8(Watt/m2C4)
A : Luas
Perpindahan panas secara radiasi (m2)
T : Suhu
permukaan (K)
Qr : Laju
aliran panas radiasi (W)
2.2 Perpindahan Panas Pada Radiator
Panas yang dibuang oleh cairan pendingin dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
Q = MCp∆T
Q = MCp( T1-T2)
Keterangan :
Q : Laju perpindahan panas oleh cairan
dingin(W)
M : Massa cari cairan pendingin tiap
detik (kg/s)
Cp : Kapasitas panas yang masuk (J/kg0C)
T1 : Temperatur cairan panas yangmasuk (0C)
T2 : Temperatur cairan panas yang keluar (0C)
2.3
Radiator
Pada
bagian ini akan dijelaskan fungsi dari radiator dan bagian-bagian dari
radiator. Tetapi sebelumnya akan diuraikan terlebih dahulu jenis alat
perpindahan kalor. Menurut Ramesh K.Shan, jenis penukar kalor yang sampai
sekarang dapat dibagi berdasarkan kepada :
1. Proses
perpindahan panas.
2. Tingkat
kekompakan permukaan.
3. Profil
kontruksi permukaan.
4. Susunan
aliran fluida.
5. Banyaknya
fluida yang dipakai.
6.
Mekanisme perpindahaan
panas.
1)
Klasifikasi
perpindahan panas dibedakan menjadi dua yaitu :
a.
Tipe kontaklangsung
b.
Tipe kontak taklangsung
2)
Klasifikasi berdasarkan
tingkat kekompakan permukaan yaitu bila kerapatan luas permukaan yang lebih
besar dari 700m2.
3)
Klasifikasi berdasarkan
konstruksi permukaan yaitu penukar kalor tabung atau pipa,plat permukaan yang
diperluas danpenukar kalor regenerator.
a.
Penukar kalor tipe tabung, misalnya:
1. Penukar
kalor sel dan tabung (shell andtube).
2. Penukar
kalor pipa ganda dan pipaspiral.
b. Penukarkalortipeplat,misalnya:
1. Penukarkalorpelatgasket.
2. Penukar
kalor pelat bentukspiral.
3.
Penukar kalor pipan tipis(lamela)
c.
Penukar kalor tipe permukaan yang
diperluas:
1. Penukar
kalor sirippelat.
2. Penukar
kalor tabung dengansirip.
d.
Penukar kalorre generator.
4) Klasifikasi
berdasarkan susunan aliran fluida
a.
Penukar kalor satuhaluan.
1. Penukar
kalor aliran membalik (counterflow)
2. Penukar
kalor aliran sejajar (parallelflow).
3. Penukar
kalor aliran menyilang (crossflow).
b.
Penukar kalor banyakhaluan.
5)
Klasifikasi berdasarkan banyaknya fluida
yang dipakai ada dua jenis yaitu:
a.
Dua macam fluida
b.
Tiga macam fluida
6)
Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan
panas dibagi menjadi:
a.
Konveksi satu fasa.
b.
Konveksi dua fasa.
c.
Kombinasi perpindahan panas konveksi dan
radiasi.
Berdasarkan klasifikasi
diatas, penulis memilih radiator mobil dengan dengan sifat yang dimiliki adalah
:
1.
Tipe kontak tidaklangsung.
2.
Tipe penukar kalor dengan permukaan diperluas.
3.
Aliran vertikal dan aliran fluidanya sejajar.
Selain dari pada itu fungsi dari radiator adalah menjaga suhu dari kerja mesin agar tetap stabil. Jadi ada sejumlah panas yang diredam oleh radiator dan dibuang ke udara sekeliling dari hasil kerja mesin tersebut yang berupa kalor. Pada penulisan ini panas yang dihasilkan oleh mesin diredam dengan putaran kipas dan laju aliran fluida melalui pompa.
Fungsi
utama daripada radiator adalah melepaskan kalor, maka dalam pembuatannya
dipilih bahan untuk radiator ini yang memiliki konduktivitas termal
tinggi.Yaitu bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik.Dalam industri
radiator di Indonesia kebanyakan menggunakan bahan tembaga dan kuningan dalam
pembuatannya. Selain tembaga ada juga bahan yang digunakan missalnya aluminium. Bahan ini jarang digunakan karena biaya pembuatannya relatif
lebih tinggi dan memiliki konduktivitas termal di bawah tembaga adalah
Sifat – sifat yang dimiliki oleh tembaga adalah :
1. Ringan
dan harganya murah
2. Mudah
dibentuk dan tahan karat
3. Memiliki
kondiktivitas termal (k) yang tinggi yaitu 380 W / m 0C pada suhu 850C.
4. Memiliki
density yaitu 8.9gr/cm3
5. Memiliki
titik leleh 10830C.
2.4
Bagian
Bagian Radiator
Radiator
mempunyai bagian yang masing-masing mempunyai fungsi dimana bagian tersebut harus terjaga agar kemampuan dari radiator tersebut dalam menyerap panas
dapat berfungsi dengan maksimal.
Sesuai
dengan standar Nasional Indonesia nomer SNI – 09 – 0397 – 1989 maka standar
yang diizinkan untuk radiator kendaraan bermotor roda empat dapat dilihat pada gambar3-4 dibawah ini,dimana dari gambar tersebut dapat kita ketahui dimensi dari sebuah
radiator dengan nama dari bagian-bagiannya.
Gambar : 2.4. Radiator Secara
Terpisah
Keterangan untuk gambar diatas adalah :
1. Tangki
masuk adalah tempat air di bagian atas masuk.
2. Leher
pengisi adalah saluran untuk memasukkan air dari luar kedalam radiator.
3. Pipa
limpah adalah saluran air lebih.
4. Kuping
pemegang adalah bagian untuk mengikat radiator.
5. Bingkai
adalah pelat yang menyatuhkan sekat masuk dan sekat keluar, tempat sarang tawon
terpasang.
6. Sekat
masuk adalah tempat tangki masuk saluran air sarang tawon terpasang.
7. Sekat
keluar adalah tempat tangki keluar saluran air sarang tawon terpasang.
8. Pipa
kuras adalah saluran penguras.
9. Ring
plat adalah untuk penahanan pada sumbat kuras.
10. Sumbat
kuras adalah penutup pipa kuras.
11. Tangki
keluar adalah tempat air dibagian dalam keluar.
12. Pipa
keluar adalah saluran air keluar dari radiator dan masuk kedalam mantel.
13. Tutup
radiator adalah tutup leher pengisi serta pembatas tekanan dalam radiator.
14. Sarang
tawon adalah bagian utama radiator tempat kalor dilepaskan.
15. Merek
pembuatan adalah kode yang diberikan oleh produsen sesuai dengan spesifikasi
mesin dan tahun pembuatan.
2.5
Alat
- alat penunjang radiator
Jenis alat
penukar kalor radiator ini menggunakan zat fluida berupa air sebagai alat
penukarnya. Dalam sistem pendinginan mesin ini didukung oleh beberapa komponen penting. Misalnya pompa air,
termostat, kipas dan tutup radiator. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara
garis besar komponen-komponen tersebut
1. Pompa Air (water
pump)
Fungsi utama dari pompa air ini adalah untuk memompa air menjadi suatu aliran
dan menghasilkan kecepatan aliran tertentu.Laju aliran ini yang digunakan untuk
melepas jumlah kalor dari kerja mesin yang dilepas ke udara.jenis pompa yang
dipakai adalah jenis pompa sentrifugal.
Karena
pompa seperti ini menghasilkan tekanan ringan sehingga kerja mesin dapat lebih
effisien.Bahan dari rumah pompa biasanya dibuat dari besi cor atau aluminium. Pompa air juga berfungsi untuk
membatasi jumlah aliran kembali jika termostat dalam keadaan tertutup. Bagian dalam pompa terdapat kipas(impeller)yang. Berfungsi untuk menghisap air untuk dipompakan. Yang dipakai kendaraan secara umum
Gambar
: 2.5. Bentuk Umum Pompa Air pada Kendaraan.
Keterangan:
1. Kipasangin
2. Pulikipas
3. Impeller
4. Porospompa
5. Bantalanpeluru
6. Sekatair
7. Saluran
kembali dariradiator
Kecepatan
air dalam pompa berkisar antara 2,5 – 3 m/s. Sedangkan kecepatan air yang
melalui silinder blok dan bagian depan pompa tidak lebih dari 1 m\s. dan besar dari tenaga yang diperlukan oleh pompa air pada suatu mesin adalah sekitar 0,5 – 1 % dari tenaga yang dihasilkan oleh mesin tersebut.
Misalnya saja suatu mesin memiliki tenaga 80 tenaga kuda. Maka diperlukan pompa
yang memiliki tenaga maksimum 0,8 tenaga kuda.
2.
Termostat.
Fungsi
dari termostat adalah mengatur aliran fluida pada suhu tertentu. Jumlah suatu aliran fluida berbeda
setiap suhu tertentu. Juka
suhu kerja masih rendah maka diperlukan jumlah aliran yang sesuai dengan suhu
tersebut. Jika suhu naik misalnya pada suhu 91 0C maka katup yang
dibantu oleh termostat akan membuka. Akibatnya jumlah aliran fluida bertambah
dan terjadi keseimbangan antara panas dari kerja mesin dan panas yang dapat dibuang ke udara. Selain itu penggunaan thermostat dapat meringankan beban mesin
3.
Tutup Radiator
Tutup radiator berfungsi untuk menutup tangki radiator dan mengeluarkan panas dari uap air yang berlebihan. Selain itu untuk menambah air jika
dalam sirkulasi tersebut kekurangan cairan. Tekanan pada tutup radiator ini dirancang sampai mencapai
pada suhu 1200C.
Pada
tutup radiator terdapat dua katup.Yang pertama adalah katup tekan dan yang
kedua adalah katup vakum. Katup
tekan berfungsi untuk menyalurkan tekanan berlebih dari uap air yang dibawa
oleh aliran fluida.
Sedangkan
katup vakum berfungsi untuk menyamakan tekanan ketika mesin dimatikan.Sebab
sistem pendingin membuat sendiri kondisi vakum dalam lingkungannya. Katup ini
akan membuka pada 0.6 – 0.9 kPa dibawah tekanan atmosfir.
4.
Kipas.
Kipas pada system pendingin mesin berfungsi untuk menyerap panas dari sarang tawon pada radiator dan
mendinginkan permukaan mesin bagian luar. Kipas yang banyak digunakan adalah kipas aksial.
Kipas ini ada yang digerakan oleh crankshaft karena menyatu dengan kompa air dan ada juga yang digerakan oleh motor elektrik. Jumlah daun kipas yang banyak
digunakan adalah 4 – 7 daun. Sedangkan maksimum kecepatan dari kipas berkisar antara70–100m/s.dan diameter dari kipas yang digunakan berkis arantara 0.25– 0.65
m.
5. Air
Zat fluida yang digunakan pada radiator ini adalah
air.Radiator adalah salah satu alat penukar kalor yang menggunakan air sebagai
alat alat penukarnya.
Beberapa sifat
air yang menguntungkan untuk digunakan pada radiator pada suhu 80 0C
– 90 0C :
1. Konduktivitas
termal (k) = 0,7 W/m 0C
2. Kerapatan(ρ) = 968,6kg/m3
3. Viskositas(μ) = 0,336Ns/m2
4. Tegangan
permukaan (σ) = 6,2N/m2
Selain itu penggunaan air cocok untuk iklim tropis dan tidak berbau. Perbedaan temperatur yang tidak begitu
besar antara suhu sekitar terhadap proses kerja mesin menjadi satu pilihan yang tepat untuk radiator sebagai alat penukar kalor pada mesin mobil.
2.6 Perpindahan panas radiator
Sesuai
dengan tujuan dari penulisan ini, maka akan dibahas secara garis besar tentang kemampuan melepas kalor dari radiator. Untuk jenis radiator yang digunakan oleh segala jenis kendaraan
yang digunakan di wilayah Indonesia, sudah ada ketentuan yang berlaku.
Dalam hal ini Dewan Standarisasi Nasional (DSN) sudah memberikan batasan-
batasan mengenai kemampuan melepas kalor radiator yang dibuat di Indonesia.
Batasan-batasan tersebut adalah :
1.
Kalor rambat adalah
kalor yang dirambatkan oleh benda satu kebenda yang lain dan dinyatakan dalam
Joule per jam(J/h).
2.
Kalor rambat air adalah
jumlah kalor yang dilepaskan oleh air, dinyatakan dalam Joule per jam(J/h).
3.
Kalor rambat udara
adalah jumlah kalor yang diserap oleh aliran udara di sekitar, dinyatakan dalam
Joule per jam(J/h).
4.
Perbedaan temperatur pemasukan
adalah perbedaan antara temperatur air masuk ke dalam radiator dan temperatur
udara yang akan mengalir kesarang tawon radiator, dan dinyatakan dalam derajat
Celcius(0C)
5.
Aliran air adalah jumlah
air yang mengalir kedalam radiator,dinyatakan dalam meter per detik(m/s).
6.
Kecepatan udara adalah
udara yang mengalir dengan arah frontal kesarang tawon radiator yang diuji dan dinyatakan
dalam meter perdetik(m/s)
Dari
ketentuan-ketentuan di atas maka Dewan Standarisasi Nasional (DSN) menetapkan
beberapa rumus yang dapat digunakan bagi para pembuat radiator. Antara lain
yaitu :
1.
Jumlah kalor yang
dilepaskan oleh air:
Qa = ma x cpa x
(ta1-ta2) ........ (2.2 Perpindahan Kalor, Holman J.P, 1988)
Dimana :
Qa = Jumlah kalor yang dilepaskan
oleh air (kW).
ma = Massa air yang mengalir
(kg/min).
cpa = Kapasitas panas
masuk (kJ/kg 0C).
ta1 = Temperatur air masuk
( 0C).
ta2 = Temperatur air
keluar ( 0C).
Sedangkan :
ma = ρa x Va
x 10-3 x 60 ................(2.3 Perpindahan Kalor, Holman J.P,
1988)
Dimana :
ρa = Massa
jenis air pada temperatur air masuk (kg/m3) Va = Volume
aliran air(m3/s).
2.
Jumlah kalor yang
diterima oleh udara pendingin:
Qu = mu x cpu
x (tu2 – tu1) …..…(2.4 Perpindahan Kalor, J.P. Holman,
1988)
Dimana :
Qu = Jumlah kalor yang
diterima oleh udara pendingin (kW).
mu = Massa udara yang mengalir
(kg/min).
cpu = Kalor jenis udara
(kJ/kg 0C).
tu1 = Temperatur udara
keluar ( 0C).
tu2 = Temperatur udara
masuk (0C).
sedangkan :
mu = Vu x ρu
.............................(2.5 Perpindahan Kalor, J.P. Holman, 1988)
Dimana :
Vu = Volume aliran
udara pendingin (m2/s).
ρu = Massa jenis udara
(kg/m3).
3. Jumlah
kalor yang dapat dirambatkan air pendingin ke udara adalah:
......... (2.6 perencanaan penukar kalor ,
Daryanto. 1998)
Q = Kalor yang
dirambatkan oleh air ke udara (kW).
Qa = Kalor yang dilepaskan oleh air pendingin (kW).
ta1 = Temperatur air pendingin yang masuk (0C).
tu1 = Temperatur udara
pendingin yang masuk ( 0C). 300C = Adalah (ta2
–ta1).
ta2 = Temperatur air pendingin yang keluar (0C).
Dalam perencanaan alat
penukar panas jenis radiator, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai
bahan rujukan, antara lain :
1. Untuk
mengalirkan air pada ruang dan daya yang terbatas maka dapat dipilih konstruksi
dengan menggunakan pipa gepeng (flattened tube). Karena dapat memperbesar luas aliran
dan turbulensi yang terbentuk lebih kecil sehingga dapat memperkecil adanya
kehilangan terkenan pada suatualiran.
2.
Jumlah kalor yang dapat
dipindahkan setiap satuan volume metrics sebagai funtgsi dari daya untuk
menghasilkan alirantersebut.
3.
Spesifikasi radiator
dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
§ Spesifikasi
Performa atau Unjuk Kerja:
a. Jumlah
panas yang dapat dilepaskan oleh radiator pada kondisi kecepatan udara, kecepatan air (debit) dan beda
temperatur (∆t) antara temperatur ruang bakar dan temperatur air pada saat
masuk. Dinyatakan dalam besaran kcal/jam atau kw. b.Pressure Drop (airside).
Besarnya tahanan udara
antara sisi sebelum udara melalui radiator, dengan sisi setelah udara melewati
radiator, dan dinyatakan dalam besaran mm Aq (mm H2O).c.Pressure Drop (water side).
Besarnya tahanan air
antara pipa inlet dengan pipa outlet dan dinyatakan dalam besaran mm Hg
d. Cap OpeningPressure.
Tekan bukaan cap assy, dinyatakan dalam kg/cm2.
e. TestPressure.
Besarnya tekanan udara
yang diberikan oleh radiator saat dilakukan pulse
test.
Dan dinyatakan dalam
besaran kg/cm2.
f. VibrationDurability.
Batasan
minimum kekuatan radiator yang diizinkan pada vibration test.
§
SpesifikasiKonstruksi.
Spesifikasi ini
berkaitannya dengan kondisi fisik radiator :
a) Coresize yaitu
ukuran core radiator dalam lebar (W)xtinggi(H)xtebal(D).
b)
Fin
pitch yaitu jarak antara puncak sirip.
c)
Heat
rejection area yaitu luas perpindahan panas padat
abung dan sirip pendingin, dinyatakan dalam m2.
d)
Frontal
area yaitu luas permukaan tegak lurus dengan
aliran udara dan dinyatakan dalam m2.
e)
Sectional
area of water path yaitu luas penampang aliran air
dalam m2.
f)
Dry
weight yaitu berat kosong atau tampa air
dariradiator.
g)
Water
volume yaitu isi air atau fluida dari radiator,
dalam liter.
h)
Surface
treatment yaitu jenis proses akhir bagi permukaan
radiator, biasanya adalah pengecatan seluruh bagian radiator dengan warna hitam.
BAB III
METODE
3.1
Langkah langkah penelitian
Di dalam
melakukan penelitian ini kami melaksanakannya berdasarkan langkah-langkah yang
telah tersusun secara sistematis seperti dalam diagram alir di bawah ini .
Pengujian terhadap radiator untuk mengetahui hasil
yang dinginkan memerlukan tiga tahap dalam pengujian yaitu :
1.
Pengujian radiator
keadaan dingin yang dilakukan setelah mesin dihidupkan selama 15 menit.
2. Pengujian
radiator keadaan normal yang dilakukan
setelah mesin dihidupkan selama 30menit.
3.
Pengujian radiator
keadaan panas yang dilakukan setelah mesin dihidupkan selama 50 menit.
Sebelum
pengambilan data dilakukan studi pustaka untuk mendapatkan teori-teori yang mendukung selama pengujian. Kemudian dilakukan persiapan alat- alat yang digunakan dalam pengujian. Setelah alat dipersiapkan maka pengambilan data dapat dilakukan.
Pengambilan
data dimulai dengan memeriksa semua komponen- komponen alat uji dalam keadaan
baik seperti : Radiator, Air pendingin, Bahan bakar (Bensin), minyak pelumas. Kemudian memasang kabel accu untuk start dan memulai pengujian, pertama pengujian radiator keadaan
dingin setelah mesin dihidupkan selama 15 menit, yang kedua pengujian radiator
keadaan normal setelah mesin dihidupkan selama 30 menit dan yang ketiga
pengujian radiator keadaan panas setelah mesin dihidupkan selama 50menit.
Setelah pengujian pengukuran panas dari mesin diukur pada putaran 710 rpm – 4000 rpm, putaran poros diukur menggunakan tachometer yang sudah terdapat pada
panel. Hasil pembebanan dilihat pada neraca beban, lama aliran bahan bakar pada
fuel gauge diukur menggunakan stapwatch.kemudian putaran dinaikkan
untuk mendapatkan harga konsumsi bahan bakar spesifik dari harga – harga tersebut dianalisis dan dibuat kesimpulan hasil akhir dari pengujian.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini
akan kami jelaskan mengenai proses perhitungan dari suatu radiator , seperti
perhitungan tentang besar kalor yang dapat diredam oleh radiator, selain itu
juga akan kami tampilkan mengenai hasil dari percobaan motor bakar dengan
menggunakan radiator.
Selain kita
mengetahui besar kalor yang dihasilkan oleh suatu motor bakar, kemudian kita
mencoba untuk mengetahui besar kalor yang dapat diredam oleh radiator.Untuk itu
kita perlu mengetahui dimensi dari radiator.
4.1. Dimensi Radiator
Pada perhitungan kalor yang digunakan radiator ini
bagian yang terpenting adalah luas dari pada core atau sarang tawon. Jenis dari sarang tawon yang digunakan
adalah corrugated fin atau sirip bergelombang.
Ukuran
radiator adalah panjang x lebar x tebal = W x H x D mm. Untuk jenis yang
digunakan adalah (490 x 355 x 32) mm terlihat pada gambar tersebut :
Gambar :
4.1. Dimensi Radiator
4.2 Perhitungan Daya.
Sebelum memasuki perhitungan tentang
radiator, maka perlu diketahui besar daya yang ada. Adapun rumus untuk
menghitung daya adalah :
P =2pNT
60
Dimana :
P :Daya ( Watt)
N :Putaran ( rpm)
T :Torsi ( Nm)
F : Gaya ( N)
r :
Jarak/lengan ( mm)
m :Masa (
kg )
g : Gravitasi ( m/s )
Jika diketahui :
m = 80 kg
r = 30 cm
maka besarnya gaya yang bekerja adalah :
F =mxg
F = 80 kg x 9,8 m/s
F = 78,4 N
Setelah diketahui besarnya gaya yang bekerja (F) maka dapat dihitung besarnya torsi yang bekerja, yaitu:
T =Fxr
T = 78,4x0,3
T = 23,52Nm
Setelah diketahui torsi yang bekerja(T) maka besarny ada yauntuk masing-masing putaran adalah:
1.
Putaran 710rpm.
P =2pNT
60
P =2 x 3,14x 710
60
P = 1.747 Watt
2. Putaran 1000rpm.
P =2pNT
60
P =2 x 3,14x1000
60
P = 2.462 Watt
3. Putaran 1500rpm.
P =2pNT
60
P =2 x 3,14x1500
60
P = 3.693 Watt
4. Putaran 2000rpm.
P =2pNT
60
P =2 x 3,14x 2000
60
P = 4.924 Watt
5. Putaran 2500rpm.
P =2pNT
60
P =2 x 3,14x 2500
60
P = 6.155 Watt
6. Putaran 3000rpm.
P =2pNT
60
P =2 x 3,14x 3000
60
P = 7.386 Watt
7. Putaran 4000rpm.
P =2pNT
60
P =2 x 3,14x 4000
60
P = 9.846 Watt
P =2pNT
60
P =2 x 3,14x 3000
60
P = 7.386 Watt
Tabel 4.1 Perbandingan antara Daya dan
Putaran mesin.
N
(rpm)
|
F
(N)
|
T
(N.m)
|
P
(Watt)
|
710
|
78,4
|
23,52
|
1.747
|
1000
|
78,4
|
23,52
|
2.462
|
1500
|
78,4
|
23,52
|
3.693
|
2000
|
78,4
|
23,52
|
4.924
|
2500
|
78,4
|
23,52
|
6.155
|
3000
|
78,4
|
23,52
|
7.386
|
4000
|
78,4
|
23,52
|
9.846
|
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Di
dalam analisa perhitungan di dapat bahwa semakin besar putaran mesin semakin
besar pula daya yang dihasilkan olehmesin.
2. Setelah
dihitung besarnya daya yang berker jadi tiap-tiap kecepatan putaran mesin yang
berkerja maka didapat hasil perhitungan daya dengan besarnya kalor total yang
dapat dipindahkan dari radiator mendekati persamaan.
3. Dari
data-data tersebut diatas maka fungsi dari radiator adalah sebagai peredam
kalor dan menjaga keadaan motor bakar pada suhu kerja ini dapat dicapai, oleh
karena itu pendingin pada motor bakar memegang peranan penting dalam proses
kerja pada motorbakar.
4.
Penggunaan air pada
radiator adalah alternatif paling tepat pada sistem pendingin suatu motor bakar
karena negara kita beriklim tropis dan mudah mendapatkan air maka radiator
menjadi pilihan utama para produsen mobil untuk digunakan pada motor bakar.
5.2 Saran
Saran dari penulis adalah tetap memperhatikan keadaan dari system pendingin pada kendaraan yang digunakan, karena kebanyakan orang kurang memperhatikan hal
ini, panas yang dihasilkan oleh suatu motor bakar secara berlebih akan berakibat fatal pada komponen di dalam mesin tersebut. Pemeriksaan
secara rutin dan penanggulangan secara dini merupakan cara yang tepat untuk
menjaga sistem pendingin suatu motor bakar, misalnya dengan mengganti air pada
radiator setiap sebulan sekali dan selalu mengontrol radiator setiap kali mesin akan digunakan. Sistem pendingin suatu radiator berkaitan erat dengan system yang lain termasuk menjadikan mesin menjadi lebih
effisien dan tahan lama.
Saran
untuk pengujian lebih lanjut adalah perlu dilakukan pengujian pada berbagai kondisi beban dan juga pada kondisi operasi lain yang dapat mempengaruhi laju pelepasan kalor dan untuk pengembangan lebih lanjut dapat dilakukan penelitian mengenai pengaruh pendinginan motor bakar terhadap komponen motor bakar.
DAFTAR PUSTAKA
ArendsB.P.M
dan BerenscotH, (1980) MOTOR BENSI Jakarta: Erlangga.
Daryanto.,
(1992) TEKNIK SERVISE MOBIL Jakarta:Rireka
Cipta.
DaryantoP.S,
(1990) PENGANTAR PERENCANAN PENUKAR KALOR
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENDINGIN Jurusan Mesin Insititut Teknologi Bandung
Holman J.P,(1988)
PERPINDAHAN KALOR, Jakarta: Erlangga.
contoh makalah perpindahan panas pada Radiator
Reviewed by Arfa
on
April 10, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: