MAKALAH
OLEH
ERIK KANTONA 160511609
FAJAR PURNOMO AJI 160511609236
HELGA PRATAMA 160511609
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
TEKNIK
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
NOVEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberi banyak nikmat dan karunia sehingga sampai saat ini
penyusun masih dalam keadaan sehat wal‘afiyat. Sholawat dan salam tetap tetap
tercurahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW yang senantiasa menjadi suri
tauladan penulis hingga saat ini.
Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada semua pihak termasuk Bapak Dwi Agus Sudjimat selaku Dosen pembimbing
mata kuliah Kurikulum Pendidikan Kejuruan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul Penerapan Kurikulum
Pendidikan Kejuruan dengan sebaik-baiknya. Harapan penyusun semoga makalah
ini dapat menjadi informasi dan bahan referensi bagi pembaca.
Akhir kata, apabila ada tata
tulis, bahasa, dan penyusunan yang kurang berkenan penulis mohon maaf, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik para pembaca yang bersifat membangun.
Malang, 2 November 2017
Penyusun
Halaman
KATA
PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR
ISI..........................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
1.4 Manfaat......................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Implementasi Kurikulum Pendidikan
Kejuruan.........................................
2.2 Individualisasi Pembelajaran......................................................................
2.3 Modularisasi Pembelajaran.........................................................................
2.4 Persiapan Masuk Perguruan Tinggi............................................................
2.3 Sekolah Berbasis Perusahaan.....................................................................
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR
RUJUKAN............................................................................................
PENDAHULUAN
Pendidikan
Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk
bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yaitu menciptakan tenaga kerja terampil sesuai dengan bidang keahlian. Tujuan
pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 antara
lain: (a) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, terampil dan
mampu bekerja mandiri sesuai dengan kompetensi yang diminatinya; (b) menyiapkan
peserta didik agar mampu memilih pekerjaan, tekun dan giat dalam berkompetensi
dan beradaptasi dengan lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian yang diminatinya; (c) membekali peserta didik dengan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari
baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan
(d) membekali peserta didik dengan kompetensi yang sesuai dengan program
keahlian yang dipilih.
Untuk
mencapai Tujuan tersebut maka perlu penerapan kurikulum, kurikulum merupakan
susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan
satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional (Hamalik:2013). Penerapan
kurikulum menuntut kreativitas guru atau pendidik di dalam memberikan
pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kompetensi peserta didik, Karena
sebaik-baiknya kurikulum yang telah direncanakan, berhasil atau tidaknya sangat
tergantung pada aktivitas dan kreativitas pendidik sebagai ujung tombak dari
penerapan suatu kurikulum.
1.
Bagaimana
proses implementasi kurikulum pada pendidikan kejuruan?
2.
Jelaskan
arti pendekatan pembelajaran secara indivialisasi dan modularisasi!
1.
Memenuhi
tugas mata kuliah Kurikulum Pendidikan Kejuruan.
2.
Memaparkan
hasil diskusi kelompok tentang penerapan kurikulum pendidikan kejuruan.
3.
Memberi
wawasan tentang penerapan kurikulum pendidikan kejuruan.
Memberi pemahaman kepada Mahasiswa tentang
faktor-faktor yang membedakan antara pembelajaran berbasis kompetensi dengan
pembelajaran berbasis sekolah dan implementasi dari kurikulum pendidikan kejuruan
PEMBAHASAN
Implementasi Kurikuklum Pendidikan Kejuruan merupakan suatu
proses penerapan atau pelaksanaan ide, konsep, atau program kurikulum yang
telah disusun atau dikembangkan pada tahap sebelumnya ke dalam praktek
pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu.
Dalam
implementasi kurikulum Pendidikan Kejuruan terdapat beberapa faktor yang
membedakan antara pembelajaran berbasis sekolah (School-based learning) dengan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency-based learning).
Faktor-faktor tersebut, yaitu:
a.
Kompetensi
Tujuan akhir dari pembelajaran berbasis kompetensi
adalah pencapaian kompetensi dari peserta didik. Kompetensi merupakan faktor
utama yang harus dicapai oleh peserta didik agar dapat bekerja dalam suatu
pekerjaan dan harus memiliki sertifikat kompetensi dari BNSP (Badan Nasional
Sertfikasi Profesi). Kompetensi yang dikuasai peserta didik harus sesuai dengan
pekerjaan yang ada di dunia kerja serta memenuhi kemampuan yang dibutuhkan oleh
suatu perusahaan.
b.
Kriteria
Kriteria penilaian suatu kompetensi harus mencakup
nilai pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai setiap peserta didik. Selain
peserta didik mampu menjelaskan dan mempresentasikan suatu pekerjaan secara
lisan, peserta didik juga harus mampu mempraktekkan pekerjaan yang akan di
laksanakan. Pendidik juga perlu memiliki dokumen tentang keriteria-kriteria
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik agar kompetensi yang dikuasai
memenuhi syarat dan kondisi lingkungan kerja
c.
Penilaian
Kompetensi
Ketika melakukan proses penilaian kompetensi dari
peserta didik, Pendidik harus membuat kondisi seperti suasana kerja dalam suatu
perusahaan. Jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka aspek penilaian
kinerja siswa harus sesuai dengan standart kerja yang berlaku.
d.
Pencapaian Kompetensi
Kemampuan dalam menguasai kompetensi Setiap peserta
didik berbeda, sehingga pendidik perlu mencatat setiap kemajuan yang dialami
peserta didik. Maka dalam kurikulum diatur tentang jadwal proses pembelajaran
atau pelatihan yang akan dilakukan peserta didik untuk mencapai suatu
kompetensi. Pendidik juga harus memiliki strategi yang baik agar proses pembelajaran
dan pelatihan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik agar sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
e.
Sasaran
Program
Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran berbasis
kompetensi, maka pendidik harus mampu menciptakan dan merencanakan proses
belajar dalam bentuk program yang dilengkapi dengan praktek sesuai dengan teori
yang sudah dipelajari sebelumnya agar peserta didik memiliki pengalaman dan
keterampilan sesuai dengan kompetensi yang ditekuni. Selain itu, fasilitas yang
disediakan oleh sekolah harus sesuai dengan keperluan agar peserta didik
memiliki pengalaman nyata dalam proses mengasah keterampilannya.
Individualisasi pembelajaran
merupakan salah satu pendekatan atau strategi belajar yang bersifat individual,
artinya proses pembelajaran yang didasarkan pada kebutuhan
setiap peserta didik dan berpusat pada peserta didik. Individualisasi
pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan kebutuhan, tugas dan perkembangan
belajar peserta didik agar mampu mengembangkan potensi atau kompetensi yang
diminatinya. Menurut Reksoatmodjo (2010), Dalam Individualisasi pembelajaran
setidaknya terdapat 5 komponen yang saling berhubungan, komponen tersebut
antara lain: peserta didik, lingkungan
belajar, materi pembelajaran, sarana pembelajaran dan strategi pembelajaran.
Gambar 1.1 Lima Komponen Individualisasi
pembelajaran
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa
kelima komponen saling berhubungan dan menempatkan peserta didik sebagai pusat
pembelajaran. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan proses pembelajaran
tergantung pada kemampuan masing-masing peserta didik, dengan kata lain,
peserta didik dituntut untuk belajar secara mandiri untuk mengembangkan setiap
kompetensi yang diminatinya. Proses pendekatan individualisasi pembelajaran
memiliki beberapa kelebihan,
yaitu: peserta didik menjadi
mandiri dalam melaksanakan proses pembelajaran, peserta didik dapat belajar
sesuai dengan tahapan mereka dengan waktu yang dapat mereka sesuaikan, peserta
didik dapat lebih terkontrol mengenai bagaimana dan apa yang mereka pelajari. Namun disisi
lain, pendekatan ini juga memiliki kekurangan yaitu: jika peserta didik
menemukan kendala dalam pembelajaran, minat dan perhatian siswa justru
dikhawatirkan berkurang karena motivasi peserta mungkin sulit dipertahankan dan
kurangnya komunikasi belajar antar peserta didik dan tidak membiasakan peserta
didik bekerjasama dalam sebuah kelompok belajar.
Modularisasi
pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang membagi materi atau bahan
pelajaran ke dalam beberapa modul. Modul pembelajaran adalah salah satu bentuk
bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk
dipelajari secara mandiri. Pendekatan Menggunakan modul sebagai sumber belajar
sudah lama diterapkan dalam pembelajaran secara konvensional.
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR
RUJUKAN
Hamalik,
Oemar. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2003. Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Reksoatmodjo,
Tedjo Narsoyo. 2010. Pengembengan Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan.
Bandung: PT Refika Aditama
PENERAPAN KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN [makalah]
Reviewed by Arfa
on
April 11, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: